Tuesday, September 13, 2016

Pengertian Employee Engagement / Keterlibatan Karyawan unsur teori dan indikator keterlibatan karyawan

Employee Engagement / Keterlibatan Karyawan

Pengertian Employee Engagement / Keterlibatan Karyawan
Keterlibatan karyawan secara intensif dalam penyampaian layanan dapat pula menimbulkan masalah kualitas, yaitu berupa tingginya variabilitas layanan yang dihasilkan. Faktor-faktor yang bisa memengaruhinya antara lain : upah rendah (umumnya) karyawan yang melayani atau berinteraksi langsung dengan pelanggan memiliki tingkat pendidikan dan upah yang paling rendah dalam sebuah perusahaan), pelatihan yang kurang memadai atau bahkan tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, tingkat perputaran karyawan terlalu tinggi, motivasi kerja karyawan rendah dan lain-lain.

Schaufeli mendefinisikan employee engagement sebagai keadaan motivasional yang positif yang mengandung karakteristik vigor, dedication dan absorption. Dengan penjelasan masing-masing aspek sebagai berikut :

Vigor

Vigor diartikan sebagai level energi dan resiliensi yang tinggi, terdapat kemauan untuk menginvestasikan tenaga, presistensi dan tidak mudah lelah. Kekuatan (vigor) meliputi tingginya energi dan semangat yang dirasakan disertai kegembiraan, kerelaan untuk memberikan usaha maksimal terhadap setiap kinerjanya, dan ketahanan mental ketika menemui kesulitan dalam bekerja.

Vigor atau semangat mencerminkan kesiapan untuk mengabdikan upaya dalam pekerjaan seseorang, sebuah usaha untuk terus energik saat bekerja dan kecenderungan untuk tetap berusaha dalam menghadapi tugas kesulitan atau kegagalan. Merupakan curahan energi dan mental yang kuat selama bekerja, keberanian untuk berusaha sekuat tenaga dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, dan tekun dalam menghadapi kesulitan kerja. Juga kemauan untuk menginvestasikan segala upaya dalam suatu pekerjaan, dan tetap bertahan meskipun menghadapi kesulitan.

Dedication

Dedication diartikan sebagai keterlibatan yang kuat ditandai oleh antuasiasme dan rasa bangga dan inspirasi. Pengabdian (dedication) merupakan suatu kondisi ketika karyawan mempunyai keterlibatan yang kuat dengan pekerjaannya dan munculnya perasaan tertantang, antusias, dan merasa bahwa pekerjaan yang dilakukannya tersebut dapat memberikan inspirasi yang signifikan bagi dirinya baik secara sosial maupun personal.

Dedikasi mengacu pada identifikasi yang kuat dengan pekerjaan seseorang dan mencakup perasaan antusiasme, inspirasi, kebanggaan, dan tantangan. Merasa terlibat sangat kuat dalam suatu pekerjaan dan mengalami rasa kebermaknaan, antusiasme, kebanggaan, inspirasi dan tantangan.

Absorption
http://kumpulanku-indonesia.blogspot.com/
pekerja

Absorption diartikan sebagai keadaan terjun total pada karyawan (sulitnya memisahkan karyawan dari pekerjaannya). Penghayatan (Absorption) meliputi konsentrasi dan kesenangan hati yang amat sangat sehingga mengalami kesulitan untuk lepas dari pekerjaannya dan merasakan bahwa waktu berlalu sangat cepat selama bekerja.

Dimensi ketiga dari work engagement adalah penyerapan atau absorbsi, Absorpsi ditandai dimana seseorang menjadi benar-benar tenggelam dalam pekerjaan, dengan waktu tertentu ia akan merasa sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaannya. Dalam bekerja karyawan selalu penuh konsentrasi dan serius terhadap suatu pekerjaan. Dalam bekerja waktu terasa berlalu begitu cepat dan menemukan kesulitan dalam memisahkan diri dengan pekerjaan.

Kunci untuk membentuk fokus pada pelanggan adalah menempatkan para karyawan untuk berhubungan dengan pelanggan dan memberdayakan mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka memuaskan para pelanggan. Jadi unsur yang paling penting dalam pembentukan fokus pada pelanggan adalah interaksi antara karyawan dan pelanggan.

Elemen terpenting lainnya dalam keterlibatan terpadu adalah pemberdayaan karyawan. Oleh karena itu karyawan perlu mendapat perhatian khusus dari manajemen, yaitu dengan cara memberdayakannya kea rah yang lebih baik. Selanjutnya menurut Tenner dan Detoro terdapat tiga dimensi dalam membangun pemberdayaan karyawan yaitu :

Membangun kesejajaran (alignment), melalui : (1) memberi pengajaran tentang visi, misi, nilai, dan tujuan/sasaran. (2) membangun komitmen pada setiap orang.

Membangun kemampuan (capability), dengan sasaran pada : (1) indivisdu : kecakapan (ability), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). (2) Sistem : kemampuan dalam menangani bahan baku (materials), metode (methods), dan mesin (machines).

Membangun kepercayaan (trust), bila dicapai dengan cara saling mempercayai antara para manajer dan para karyawan.

Teori Employee Engagement / Keterlibatan Karyawan

Kemampuan, kesanggupan dan pemberdayaan karyawan, para karyawan diperlakukan sebagai profesional yang memiliki kemampuan, dan diberdayakan untuk menggunakan pertimbangannya sendiri dalam melakukan hal-hal yang dianggap perlu dalam rangka memuaskan kebutuhan pelanggan. Hal ini berarti setiap karyawan memahami betul-betul produk yang mereka tawarkan dan kebutuhan pelanggan yang berkaitan dengan produk tersebut. Ini juga berarti bahwa karyawan diberi sumber daya dan dukungan yang dipelrukan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

Karyawan harus selalu dimotivasi agar lebih meningkatkan produktivitasnya. Sebab adakalanya pada diri karyawan timbul kejenuhan bekerja dan bosan. Apabila gejala ini terjadi pada diri karyawan, dapat dilihat cirri-cirinya sebagai berikut : absensi (ketidak hadiran) meningkat, disiplin merosot, produktivitasnya menurun, labour turn over (tingkat keluar masuk karyawan berhenti dan pelamar baru masuk) makin tinggi, ada tuntutan karyawan yang tidak henti - hentinya, sampai pada gejolak pemogokan.

Ada beberapa alasan mengapa setiap organisasi perlu mengambil tindakan dengan melibatkan karyawan pada promosi terhadap karyawan :

Meningkatkan semangat kerja


Apabila promosi betul-betul diberikan kepada mereka yang menghasilkan prestasi kerja yang tinggi, maka ada daya perangsang bagi para karyawan untuk mempertinggi semangat kerja. Semangat kerja yang tinggi merupakan faktor terpenting bagi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Menjamin stabilitas karyawan

Karyawan yang di promosi akan merasa tenang dan merasa bahwa tugas-tugas yang selama ini dikerjakan betul-betul dihargai. Ketidak stabilan karyawan berarti organisasi harus seringkali mengadakan penarikan karyawan, pemilihan karyawan, melatih dan memberikan pesangon kepada mereka yang berhenti bekerja.

Memajukan karyawan
Karyawan yang cukup dan memberikan prestasi kerja yang baik harus dikembangkan. Seorang karyawan dapat dikembangkan dengan menugaskan mereka untuk menerima kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar dengan kata lain melalui promosi.

Indikator Employee Engagement / Keterlibatan Karyawan


Schaufeli mendefinisikan employee engagement sebagai keadaan motivasional yang positif yang mengandung karakteristik vigor, dedication dan absorption. Vigor diartikan sebagai level energi dan resiliensi yang tinggi, terdapat kemauan untuk menginvestasikan tenaga, presistensi dan tidak mudah lelah. Dedication diartikan sebagai keterlibatan yang kuat ditandai oleh antuasiasme dan rasa bangga dan inspirasi. Absorption diartikan sebagai keadaan terjun total pada karyawan (sulitnya memisahkan karyawan dari pekerjaannya).

Keterlibatan Karyawan Perspektif Islam

Islam memberikan konsep adanya an-nafs al-muthmainnah (jiwa yang tenang). Jiwa yang tenang ini tentu saja tidak berarti jiwa yang mengabaikan tuntutan aspek material dari kehidupan. Tentu saja ia tetap memerlukan semua pemenuhan kebutuhan fisiologis jasmani termasuk juga kenyamanan-kenyamanan (comforts). Tetapi pemuasanan kebutuhan harus dibarengi dengan adanya kekuatan moral, ketiadaan tekanan batin (tention) dan adanya keharmonisan hubungan antar sesama manusia dalam sebuah masyarakat.

Keterlibatan karyawan secara intensif dalam penyampaian layanan dapat pula menimbulkan masalah kualitas, yaitu berupa tingginya variabilitas layanan yang dihasilkan. Faktor-faktor yang bisa memengaruhinya antara lain : upah rendah (umumnya) karyawan yang melayani atau berinteraksi langsung dengan pelanggan memiliki tingkat pendidikan dan upah yang paling rendah dalam sebuah perusahaan), pelatihan yang kurang memadai atau bahkan tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi, tingkat perputaran karyawan terlalu tinggi, motivasi kerja karyawan rendah dan lain-lain.

Pribadi muslim adalah manusia yang sangat memperhatikan produktivitas. Dirinya merasa dikejar oleh suatu “utang” yang harus segera dibayar apabila kehidupannya tanpa makna, apalagi tidak produktif. Seorang muslim sadar bahwa Allah menciptakan langit dan bumi sebagai ujian, siapakah di antara manusia yang paling prestatif amalnya (surah al-Kahfi: 7).



Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya” (Q.S Al Kahfi:7).



http://kumpulanku-indonesia.blogspot.com/
buruh


by:mbak imma



No comments:

Post a Comment